“PILIHLAH DIA”
(karena
agamanya)
Oleh: Ust.Andi Muhammad Syahrir, Lc
(Pengajar di Ma’had Al Anshar Al
Islamiy)
Islam dengan kesempurnaan nya telah memberikan cara dan jalan kepada seorang lelaki maupun
wanita untuk menentukan siapakah yang ingin ia jadikan pendampingnya di dunia
dan akhirat kelak.
Sungguh
banyak laki-laki atau wanita yang terjatuh dalam lobang penyesalan karena ia
telah terjerumus pada kesalahan dalam hal ini, banyak dari laki-laki dan wanita
yang memilih pasangannya karena keelokan wajah dan tubuhnya, ada juga yang
memilih karena hartanya dan sebagainya yang akhirnya ia hanya mendapatkan
penyesalan karena ia menyangka bahwa semua itu akan mendatangkan kebahagiaan
untuknya.
Mereka
mengira bahwa kebahagiaan terdapat pada keelokan wajah, harta, dan jabatan
pasangan; namun keyakinan itu sangat lah salah karena betapa banyak orang yang
memiliki pasangan yang berwajah biasa, berharta apa adanya, dan tergolong orang
yang tidak memiliki jabatan apapun; akan tetapi mereka hidup dengan penuh
kebahagiaan.
Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam sangat mengetahui akan hal ini, maka beliau pernah
bersabda,
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَلِجَمَالِهَا، وَلِدِينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ.
“Sesungguhnya seorang wanita dinikahi
karena empat hal; karena hartanya, kemuliaan nasabnya, kecantikannya, dan karena
agamanya; maka nikahilah wanita yang baik agamanya, niscaya kami akan
beruntung.”
Jika
kita perhatikan dengan baik, maka hadits ini mengandung makna bahwasanya
laki-laki dalam memilih wanita untuk menjadikannya istri terbagi menjadi empat:
Pertama; ada yang memilih karena
wanita tersebut memiliki harta yang berlimpah.
Kedua; ada yang memilih karena wanita
tersebut sangat cantik. Ketiga; adapula yang memilih karena wanita tersebut
dari keturunan keluarga yang baik-baik.
Keempat; adapula yang memilih wanita
karena baiknya agama wanita tersebut.
Tidak
sampai di situ saja, namun Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memberikan
cara yang terbaik dalam memilih, yaitu; pilihlah karena agamanya. Rasulullah
bersabda, “...maka nikahilah wanita yang baik agamanya, niscaya kamu akan
beruntung.”[1]
Tidak Bolehkah Menikahi Wanita karena
kecantikannya atau Sebab Lainnya?
Jika
ada yang bertanya, apakah seorang lelaki tidak boleh menikahi wanita yang
cantik? jawabannya tentu boleh dan sungguh banyak dari istri-istri Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam yang memiliki paras yang cantik. Jika ada yang bertanya,
apakah seorang lelaki tidak boleh menikahi seorang wanita yang berasal dari
keluarga baik-baik? Tentu jawabannya boleh dan hal ini adalah baik, dan sungguh
istri-istri Rasulullah Shallallahu Alaiahi wa Sallam adalah wanita-wanita dari
keturunan orang-orang yang baik dan shalih. Dan, jika ada yang bertanya apakah
seseorang tidak boleh menikahi wanita yang kaya raya? Tentu jawabannya boleh
dan itu hal yang baik, sebagaimana yang kita ketahui istri pertama Rasulullah,
Khadijah binti Khuwailid Radhiyallahu Anha, adalah seorang wanita yang kaya
raya.
Lalu,
dimana masalahnya? Di sinilah kita harus memahami dengan baik bahwasanya
perkara yang terpenting dalam hal ini adalah jangan pernah menjadikan hal selain
agama, apakah itu kecantikan, kekayaan, keturunan, dan hal-hal yang lainnya
menjadi ukuran dasar atau prioritas utama, namun jadikan hal—hal selain agama
tersebut menjadi nomor kedua dan kesekian.
Imam Ahmad pernah berkata,
إذَا خَطَبَ رَجُلٌ امْرَأَةً سَأَلَ عن جَمَالِهَا أَوَّلًا فَإِنْ حُمِدَ سَأَلَ عن دِينِهَا فَإِنْ حُمِدَ تَزَوَّجَ وَإِنْ لم يُحْمَدْ يَكُونُ رَدُّهُ لِأَجْلِ الدِّينِ وَلَا يَسْأَلُ أَوَّلًا عن الدِّينِ فَإِنْ حُمِدَ سَأَلَ عن الْجَمَالِ فَإِنْ لم يُحْمَدْ رَدَّهَا فَيَكُونُ رَدُّهُ لِلْجَمَالِ لَا لِلدِّينِ.
“jika seorang lelaki hendak melamar
seorang wanita, maka hendaknya ia menanyakan terlebih dahulu tentang kecantikan
wanita tersebut, jika ia senang dengan kecantikannya, maka setelah itu
hendaklah ia bertanya akan agama wanita tersebut, jika ia senang dengan
agamanya maka hendaklah ia menikahinya, namun jika ia tidak senang dengan
agamanya sehingga ia pun menolak wanita tersebut, maka penolakannya berdasarkan
ukuran agama. (Dan, hendaknya seorang lelaki ketika hendak melamar wanita)
untuk tidak menanyakan agamanya dahulu, karena jika ia menanyakan tentang
agamanya terlebih dahulu, lalu ia senang dengan agamanya, kemudian setelah itu
ia menanyakan tentang kecantikannya lalu ia tidak senang dengan kecantikannya;
maka penolakannya berdasarkan kecantikan dan bukan karena agama.”[2]
afwan ustadz untuk tampilan tulisan artikelnya sepertinya kurang pas
BalasHapuskalo bisa tulisannya dibuat agar lebih rapih (tampilannya)
syukron